Cari Blog Ini

Jumat, 16 Desember 2016

PUASA SENIN KAMIS



BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puasa dalam Bahasa arab di istilahkan dengan shaum atau shiyam. Secara terminology shaumatau shiyam itu berartial-imsakyaitu menahan dari apasaja. Ibnu  Mandzur memberikan penjabaranuntuk maksudmenahan diriyaitu meninggalkan makan,  minum, hubungan suami istri, dan apa saja yang bisa membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari, dengan mengharap ridha Allah SWT. Selain itu, puasa juga memberikan ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang berada pada kondisi hidup miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada konsepsi lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya tenggang rasa antar umat manusia
Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan meliputi seluruh kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa hendaknya menjadi acuan bagi muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan sehari-hari. Dengan pengertian lain puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
Puasa terbagi menjadi dua, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa wajib adalah puasa yang apabila ditinggalkan mendapat dosa dan bila dikerjakan mendapat pahala yaitu puasa Ramadhan. Sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa. Adapun macam-macam puasa sunnah seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa asyura’, puasa sya’ban, puasa asyhurul hurum, puasa tiga hari pada pertengahan bulan. Rosululloh selalu melaksanakan puasa-puasa sunnah tersebut. Namun puasa yang paling sering Rosululloh amalkan semasa hidupnya adalah puasa senin kamis. Selain sering diamalkan oleh Rosululloh puasa senin kamis juga mudah untuk kita laksanakan, dan mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah bidang akademik dan Spiritual.
Spiritual merupakan sebuah kecerdasan atau kemampuan untuk menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan makna, serta menempatkan perilaku dalam kehidupan manusia dan juga diartikan sebagai penilaian bahwa tindakan tertentu dalam kehidupan itu lebih bermakna di bandingkan dengan yang lainnya.
Orang yang memiliki kecerdasan Spiritual tidak memecahkan masalah dalam kehidupan hanya dengan menggunakan akal dan emosinya saja. Tetapi lebih menggunakan hati nurani sebagai pembimbingnya. Suara hati nurani senantiasa selaras dengan kebenaran agama yang sesuai dengan kebutuhan dan dibutuhkan manusia.
Jadi orang yang mempunyai kecerdasan Spiritual dapat memecahkan masalah dengan selalu menghubungkan nilai-nilai agama dan selalu menggunakan hatinya. Ia selalu merujuk pada hukum-hukum agama, seperti kitab suci dan nasihat dari tokoh agama untuk memberikan sebuah gambaran tentang masalah yang dihadapinya sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pendidikan agama penting oleh siapapun termasuk remaja. Oleh karena itu, dalam karya Ilmiah saya ini mengangkat judul “Meraih Kesuksesan Akademik dan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis”.
2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan latar belakang yang telah penyusun kemukakan di atas maka pokok masalah yang akan dikaji dalam makalah ini yaitu berkaitan dengan mukjizat puasa senin kamis yang berpengaruh pada kecerdasan intelektual dan spiritual. Agar masalah tersebut dapat dipahami dengan mudah dan jelas, maka perlu penyusun rumuskan kembali dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :
1.      Apa pegertian Puasa Senin Kamis ?
2.      Bagaimana meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis ?
3.      Bagaimana meraih kesuksesan spiritual dengan Puasa Senin Kamis ?




BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa Senin Kamis
Puasa senin kamis adalah puasa sunnah yang hanya dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis. Puasa tersebut adalah puasa yang sering diamalkan oleh Rasululloh SAW. Semasa hidupnya. Suatu hari, beliau ditanya oleh salah seorang sahabat tentang sebab melaksanakan puasa Senin Kamis. Lalu, beliau pun bersabda:
Berbagai amalan dihadapkan pada Allah pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa”. (HR. Tirmidzi).
                          Kemudian, dalam riwayat lain, beliau juga bersabda:
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ إِنَّكَ تَصُوْمُ الْاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسَ؟ فَقَالَ إِنَّ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسَ يَغْفِرُاللهُ اِلَّا مُتَهَاجِرَيْنِ. يَقُوْلُ : دَعْهُمَا حَتَّى يَصْطَلَحَافِيْهِمَا لِكُلِّ مُسْلِمٍ. رواه أحمد
                                      “sesungguhnya, segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka, Allah berfirman, ‘Tangguhkan keduanya”. (HR. Ahmad).[1]
                        Sebagai puasa sunnah, puasa Senin Kamis tentu saja memiliki posisi yang sangat tinggi di mata Allah Swt. Ia memberikan berkah kepada setiap hamba yang mengamalkannya. Rasulullah SAW. Bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipat gandakan dengan sepuluh kebaikan, yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman (yang artinya), ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah milik-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan orang yang menjalankannya telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagiorang yang berpuasa akan dapat dua kebahagiaan sekaligus, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR. Muslim).
Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang sangat istimewa dari sisi pemilihan hari. Puasa tersebut membagi satu minggu menjadi dua bagian. Kedua bagian itu berfungsi memelihara aspek spiritualitas dan kesehatan. Jika di analogikan, maka pembagian waktu tersebut sama dengan anjuran meminum obat. Jika minum obat dilakukan dua kali sehari, maka puasa sunnah Senin Kamis dilaksanakan tiga hari sekali secara teratur.
Lantas, apakah keutamaan puasa Senin Kamis yang membedakannya dengan puasa-puasa sunnah lain? Puasa Senin kamis memiliki keutamaan menjauhkan diri dari perbuatan dosa, seperti su’uzhan (berprasangka buruk), mendekati perbuatan zina, memperolok sesama manusia, membicarakan aib orang lain, permusuhan, dan sebagainya.Puasa Senin dan Kamis adalah pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala noda kebersiha atas karya-karya manusia. Pernyataan Allah akan pahala bagi orang yang berpuasa tidak diragukan lagi.
Puasa senin Kamis merupakan metode yang sangat tepat untuk melatih kesabaran manusia. Karena itu, puasa Senin Kamis disebut juga sebagai zakat jiwa. Maksutnya, kita dapat terhindar dari perbuatan dosa. Sebab, emosi kita menjadi lebih stabil yang diiringi peningkatan spiritual. Rasululloh SAW. Bersabda :
“segala sesuatu itu ada zakatnya, sedangkan zakat jiwa adalah berpuasa. Dan, berpuasa itu sama dengan separuh kesabaran.”(HR. Ibnu Majah).[2]
Menurut Suyadi, SPd.I (2007) adapun beberapa keutamaan puasa Senin Kamis.
a. Puasa Senin Kamis adalah media monitoring aktivitas keseharian dalam sepekan. Dua hari sebagai monitor untuk tujuh hari ke depan dengan selang di tengah, yaitu hari kamis, merupakan momentum strategis untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbagai kemukjizatan yang ditimbulkan dari ritual ini mampu menjadi landasan transendental bagi harapan tercapainya tujuan untuk mencari Ridho Allah SWT.
b. Puasa Senin Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh dari segala bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.
c. Puasa Senin Kamis adalah motivator terbesar dalam setiap langkah kita untuk mencapai tujuan hidup. Dalam kondisi lapar, bukan berarti kita kehabisan energi untuk melakukan aktivitas. Justru dengan kondisi lapar semangat aktivitas semakin kreatif dan inovatif. Orang yaang berpuasa sangat antipati terhadap putus asa dan pantang menyerah. Segala keberhasilannya ia yakini sebagai limpahan kemurahan Allah SWT terhadapnya, dan segala kegagalan merupakan ujian Allah SWT. Dengan demikian, sifat kesabaran dan ketidak putus asa akan menyatu dalam diri sanubarinya.
d. Puasa Senin Kamis adalah pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala noda keberhasilan atas karya-karya manusia. Puasa adalah ibadah untuk Allah SWT dan bukan untuk diri orang yang berpuasa sendiri, serta Allah sendirilah yang akan memberikan pahala puasa hamba-Nya, bukan melalui malaikat maupun makhluk lain.[3]
2. Meraih Kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis
a.     Tahap Persiapan
Puasa Senin Kamis menghadirkan berkah bagi seseorang yang menjalankannya, termasuk berkah berupa kesuksesan akademik. Agar memperoleh berkah tersebut, ada dua tahapan yang harus kita lakukan, yakni sebagai berikut :

1)   Mandi Taubat
Mandi taubat adalah mandi yang bertujuan membersihkan diri dari dosa dan dilakukan sekitar pukul 03.00-03.20 atau sebelum makan sahur. Mandi taubat memiliki banyak manfaat, di antaranya dapat meningkatkan kesadaran diri (self consciousness), sehingga kita dapat menjadi hamba yang senantiasa bertakwa kepada Allah SWT.
2)   Niat
Setelah mandi taubat, ucapkanlah niat yang menyatakan bahwa Anda  ingin menjalankan puasa Senin Kamis untuk mengharapkan berkah kesuksesan akademik. Niat puasa Senin Kamis dapat dibaca sebelum sahur. Akan tetapi, niat yang paling utama sebaiknya dibaca pada malam hari sebelum tidur. Niat harus disematkan dalam hati sekali pun diucapkan oleh kita. Sebab, menurut pandangan ulama fiqh, niat yang hanya dilafalkan tidak dianggap sebagai rukun dan syarat sah puasa.
b.    Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan puasa senin Kamis untuk kesuksesan akademik terdiri dari tujuh tahapan, mulai dari makan sahur hingga berbuka. Ketujuh tahapan itu adalah sebagai berikut :
1)   Makan Sahur.
2)   Menjaga Lisan dari Perkataan yang Buruk.
3)   Menundukkan Pandangan dan Tidak menampakkan Bagian Aurat.
4)   Menjaga Pendengaran dari Perkataan yang Buruk.
5)   Berhati-Hati Setiap Bertindak dan Tidak Berkhianat.
6)   Menjaga Diri dari Segala Perbuatan maksiat.
7)   Berbuka.
c.    Muhasabah Diri
Bermuhasabah diri sangat dianjurkan untuk kita yang melaksanakan puasa Senin Kamis. Dalam hal ini, muhasabah diri berarti menyesali kesalahan-kesalahan yang secara sadar maupun tidak mengulanginya lagi. Di antaranya yang dimaksud yaitu :
1)   Meninggalkan Sahur karena Merasa Kuat.
2)   Menjalankan Puasa Tidak Berdasarkan Ilmu Fiqh.
3)   Menjauhi Perbuatan yang Dapat Merusak Pahala Puasa.
4)   Berniat Meraih Kesuksesan Akademik.
5)   Banyak tidur.[4]
3. Meraih Kesuksesan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis
a.     Komponen-Komponen
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual maka perlu diketahui ciri-ciri kecerdasan spiritual sebagai berikut :
1)    Merasakan kehadiran Allah
Orang yang cerdas secara spiritualnya akan merasakan kehadiran Allah dimanapun ia berada. Mereka yakin bahwa dirinya senantiasa berada dalam pengawasan Allah. Ada kamerainilah yang terus menyoroti kalbunya dan mereka merasakan serta menyadari bahwa seluruh detak hatinya diketahui dan dicatat Allah tanpa ada satupun yang tercecer[5]. Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Qaaf : 16.
“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan hatinya. Kami lebih dekat padanya dari pada urat nadinya.” (QS. Qaaf : 16)
2)   Sabar
Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai sebuah cita-cita. Dalam kandungan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah 4C (commitment, consistense, consequenses, dan continous) sabar berarti tidak tergeser dari jalan yang mereka tempuh. Sehingga sabar merupakan fungsi jiwa yang berkaitan sebanding dengan harapan waktu dan proses berikhtiar untuk menjadi nyata.
Dalam sikap sabar berarti memiliki ketabahan dan daya yang sangat kuat untuk menerima beban, ujian, atau tantangan tanpa sedikit pun mengubah harapan untuk menuai hasil yang ditanamnya.
3)   Empati
Menurut Daniel Goleman empati merupakan “kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain”. Sehingga orang yang memiliki empati yang tinggi akan memiliki kemampuan merasakan yang dirasakan orang lain, menumbuhkan hubungan saaling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.
Toto Tasmara mengartikan empati adalah kemampuan seseorang unuk memahami orang lain. Sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi batiniah orang lain. Empati sosial telah dipraktikan oleh Rasulullah sebagai firman-Nya dalam QS. At-Taubah:128
4)   Berjiwa Besar
Berjiwa besar adalah keberanian untuk memaafkan dan sekaligus melupakan perbuatan yang pernah dilakukan orang lain. Jadi yang disebut dengan berjiwa besar adalah orng yang mampu memaafkan kesalahan orang lain dan mampu melupakan kesalahan tersebut sehingga tidak menyimpan rasa dendam dihatinya. Orang yang cerdas ruhaniahnya mampu memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain betapapun pedihnya kesalahan yang pernah dibuat padanya.
5)   Jujur
Kejujuran adalah berani menyatakan sikap secara transparan, terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan. Hatinya selalu terbuka dan lurus sehingga memiliki keberanian yang sangat kuat. Perilaku jujur adalah perilaku yang diikuti dengan sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuat. Dia siap menanggung resiko dan seluruh akibatnya dengan suka cita. Tidak pernah terpikir olehnya untuk melemparkan tanggung jawab kepada orang lain karena sikap tidak tanggung jawab. Toto Rasmara membagi kejujuran dengan tiga macam yakni kejujuran kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada Allah.
b.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan spiritual antara lain adalah:
1)   Faktor yang Berkaitan dengan Ruhani
a)    Peningkatan keimanan
b)   Bertakwa dengan sebenarnya
c)    Senantiasa berdo’a
d)   Berdzikir tanpa batas
2)    Faktor yang Berkaitan dengan Amaliyah
a)    Berjihad dengan al-qur’an
b)   mendirikan shalat
c)    Melakukan puasa
d)   Memakmurkan masjid
e)    Menghidupkan akhir malam
f)    Menuntut ilmu
g)   Haji
3)   Puasa dan Spiritualiatas
Dalam kamus ilmiyah populer, spiritualitas berarti kerohanian, kejiwaan, dan kehidupan rohani. Puasa merupakan bentuk ibadah kita kepada Allah. Segala yang di sandarkan ke pada Allah maka akan memberi pengaruh terhadap spiritualitas seseorang, termasuk di dalamnya adalah puasa. Puasa merupakan amalan batin yang disandarkan khusus kepada Allah dan bersifat rahasia. Dalam berpuasa orang dengan sadar, yakin, dan sabar melatih dirinya dalam menahan lapar dan haus, serta menahanhawa nafsu dalam jangkawaktu tertentu. Puasa yang dilakukan dengan penuh kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kepada Allah merupakan benteng yang kukuh bagi pertahanan diri dari godaan hawa nafsu. Sifat puasa yang demikian, orang yang berpuasa memperoleh keikhlasan, kejujuran, kebenaran, ketenangan, dan pengendalian diri (hawa nafsu), serta peningkatan kualiutas iman dan peningkatan derajat ketakwaan dalam hidupnya.
Dari pemaparan mengenai hikmah puasa Senin Kamis tersebut, maka puasa sangatlah berhubungan dengan spiritualitas seseorang, beberapa hubungan antara puasa dengan spiritualitas seseorang tersebut adalah :
a)    Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh derajat takwa
takwa memiliki banyak pengertian, diantaranya takut,(yang berarti takut melanggar ketentuan Allah), menjaga atau membentengi diri dari berbagai dorongan yang tercela dan perbuatan mungkar, menjaga diri dari tingkah laku liar dan buas rimbawi. Dengan mengucapkan kata bahwa ia berpuasa, berarti ia ingat bahwa ia adalah manusia yang baik dan sopan, tidak pantas bertengkar dan berkelahi. Ini berarti bahwa manusia membentengi dirinya dari kejahatan yang mungkin timbul dari dirinya, pada saat ada rangsangan dari luar yang mengungkitnya.
Dalam melaksanakan ibadah puasa manusia bebas, tidak ada pengawasan dari luar, kecuali dari Allah semata. Tidak seorang pun mengetahui, apakah seseorang itu berpuasa atau tidak. Jika ia tidak berpuasa, tidak ada yang tahu, hanya takwanya kepada Allah sajalah yang mendorongnya untuk benar-benar dan bersungguh-sungguh berpuasa. Dia sendirilah yang mengetahui rahasia dirinya, apakah ia benar berpuasa atau tidak. Ini berarti bahwa dengan berpuasa seseorang melatih diri untuk jujur dalam pelaksanaan ibadah dan imannya kepada Allah. Dengan berulang kalinya latihan tersebut, maka akan tumbuh dan berkembanglah rasa takwanya kepada Allah, dia takut dan malu melanggar larangan-Nya. Selanjutnya dengan ikhlas ia akan meninggalkan kenikmatan lahiriyah yang bertentangan dengan agama. Lebih jauh perasaan diamati, dan diawasi oleh Allah akan mendorongnya untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan mungkar, keji, dan tercela. Ia tidak akan menipu, tidak akan berbuat curang, menyimpang atau menggelapkan hak orang lain, dan ia tidak akan mencelakakan atau menganiaya orang lain.
Dalam pengertian yang luas, takwa mengandung makna pelaksanaan seluruh perintah Allah, dan menghentikan larangan-Nya dan suka melakukan perbuatan terpuji, menghindari perbuatan tercela.
b)   Puasa meningatkan keimanan
Dalam berpuasa seseorang dilarang melakukan beberapa hal yang biasanya dilakukan di hari-hari yang lain. Orang yang sudah terbiasa melakukan sesuatau maka tidak mudah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Makajika orang yang berpuasa tersebut tidak diiringi dengan keimanan kepada Allah yang kuat bisa aja melanggar larangan puasa tersebut. Dengan demikian ouasa juga melatih untuk peningkatan keimanan seseorang.



c)    Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang
Puasa merupakan ibadah yang sifatnya rahasia, sifat rahasia puasa inilah yang menjadikan orang yang berpuasa hanya mengharapkan pahala dari Allah semata. Ketika seseorang hanya menyandarkan balasan dari Allah semata inilah yang akan menjadikan keikhlasan dihatinya.
d)   Puasa memberikan ketenangan jiwa
Puasa memiliki bentuk ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh dari mulai terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat. Sedangkan ruh dari puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan perbuatan haram, serta mengerjakan amaliyah wajib dan sunnah.
Dengan demikian orangyang berpuasa tidak hanya menjalani bentuk puasa, tetapi harus memiliki ruh dari puasa yang dilakukannya. Karenanya, puasa yang dilakukan akan diterima oleh Allah dan menjadikannya termasuk orang-orang yang suci. Sebab orang-orang yang seperti itulah yang dapat mengontrol jiwa dan perilakunya.
Dengan kemampuan ini, secara otomatis orang yang terbiasa berpuasa akan mampu mengendalikan diri dan jiwanya. Ia akan merasakan kedamaian dan ketenangan hidup di dunia dan akan mendapatkan pahala surga yang terbaik di akhirat.
Jiwa yang tenang adalah jiwa yang terbebas dari dosa dan maksiat. Sebaliknya, orang-orang yang terbiasa melakukan dosa dan maksiat akan terganggu jiwanya. Sebab, jiwa setiap manusia tidak menghendaki jasadnya melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Kekuatan jiwa untuk menilai baik buruk suatu perkara, sangat mudah dimengerti jika kita menyadari bahwa asal jiwa atau ruh manusia adalah dari Allah. Oleh karena itulah, jiwa manusia tidak akan menerima perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan syari’at Allah. Apabila jasad melakukan perbuatan dosa, jiwanya akan bergejolak dan tidak tenang karena takut perbuatan yang dilakukannya akan diketahui oleh orang lain.
Oleh sebab itu, jiwa manusia akan merasa tenang dengan berpuasa. Puasa akan memberikan banyak pengaruh positif yang bisa dirasakan langsung oleh orang yang melaksanaknnya.
e)    Puasa melatih seseorang untuk senantiasa merasakan kehadiran Allah
Dari hikmah puasa di atas, maka dapat diketahui bahwa orang yang berpuasa akan terlatih untuk menyadari bahwa ia senantiasa dalam pengawasan-Nya. Karena dalam berpuasa yang mengetahui adalah orang yang berpuasa itu sendiri juga Allah. Walaupun ia berpura-pura puasa tetap saja Allah sajalah yang menjadi pengawasannya apakah ia benar berpuasa ataukah tidak. Dengan demikian akan senantiasa terlatih untu merasakan kehadiran Allah setiap saat.
f)    Puasa Melatih Kesabaran
Puasa Senin kamis sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan melatih kesabaran seseorang. Orang yang membiasakan senin Kamis dengan ikhlas karena Allah akan sangat memahami dan menyadari hakikat puasa.
Ketika berpuasa harus selalu bersabar untuk mempertahankan kesempurnaan ibadah puasanya. Apabila godaan dan tantangan datang mengujinya, ia harus meyakinkan dirinya bahwa ia sedang berpuasa. Ia harus bersabar dalam menghadapi ujian itu sehingga tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang mengurangi nilai puasanya atau hal-hal yang membatalkannya.
g)   Puasa Mendidik Seseorang Memiliki Empati Sosial yang Tinggi
Puasa dapat memperkokoh dan mendidik rasa kasih sayang, karena pada saat berpuasa akan merasakan panasnya lapar. Sehingga menumbuhkan rasa kasih sayang kepada fakir miskin yang tidak mendapati pangan dan bisa menutupi lapar dan dahaganya. Kalau orang yang berpuasa bisa berbuka di sore hari karena ada makanan, mereka kaum fakir miskin belum tentu bisa makan. Dari sinilah akan menimbulkan rasa empati sosial yang tinggi.



BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Puasa Senin Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh dari segala bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.
2.    Untuk meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis ada sebuah tahapan yang harus dilalui diantaranya yaitu :
a.       Tahap persiapan diantaranya : mandi taubat dan niat
b.      Proses pelaksanaan diantaranya : makan sahur, menjaga lisan, menjaga pendengaran, menjaga diri dari perbuatan maksiyat.
c.       Muhasabah diri dalam hal ini berarti menyesali kesalahan-kesalahan yang secara sadar maupun tidak mengulanginya lagi. Diantaranya : meninggalkan sholat, menjalankan puasa tidak berdasarkan ilmu fiqh, banyak tidur.
3.    Untuk meraih kesuksesan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis juga memiliki komponen-komponen dan langkah-langkah semua itu ada tingkatannya masing-masing. Yang pertama kita harus mengetahui tingkat kecerdasan. Kecerdasan spiritual ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Bisa merasakan kehadiran Allah, sabar, empati, berjiwa besar, jujur.
Dan disamping itu ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual diantaranya yaitu peningkatan keimanan, berijtihad dengan Al-Qur’an, melakukan puasa, dan lain-lain. Hubungan antara puasa dengan spiritualitas seseorang yaitu :
a.    Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh derajat takwa.
b.    Puasa meningkatkan keimanan.
c.    Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang.
d.   Puasa bisa memberi ketenangan jiwa.
e.    Puasa bisa melatih seseorang untuk bisa senantiasa merasakan kehadiran Allah.

DAFTAR PUSTAKA
Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun Tapan Yogyakarta : 2015)
Wawansusetya, Keajaiban puasa Senin Kamis / Jakarta ; PT Bhuana Ilmu Populer
Toto tasmara , Kecerdasan Ruhaniah , (jakarta : Gema Insani Press, 2001)



[1] Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 50
[2] Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 52
[3] Wawansusetya, Keajaiban puasa Senin Kamis / Jakarta ; PT Bhuana Ilmu Populer hlm 70
[4] Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 100
[5] Toto tasmara , Kecerdasan Ruhaniah , (jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar