BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Puasa dalam Bahasa arab di istilahkan dengan ”shaum” atau “shiyam”. Secara terminology “shaum” atau “shiyam” itu berarti “al-imsak” yaitu menahan dari apasaja. Ibnu Mandzur memberikan penjabaranuntuk maksud “menahan diri” yaitu meninggalkan makan, minum, hubungan suami istri, dan apa saja yang bisa membatalkannya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam
matahari, dengan mengharap ridha Allah SWT. Selain itu, puasa juga memberikan
ilustrasi solidaritas muslim terhadap umat lain yang berada pada kondisi hidup
miskin. Dalam konteks ini, interaksi sosial dapat digambarkan pada konsepsi
lapar dan haus yang dampaknya akan memberikan kemungkinan adanya tenggang rasa
antar umat manusia
Pengkajian tentang hakekat puasa ini dapat dikatakan universal dan
meliputi seluruh kehidupan manusia baik kesehatan, interaksi sosial, keagamaan,
ekonomi, budaya, dan sebagainya. Begitu universal dan kompleksnya makna puasa
hendaknya menjadi acuan bagi muslim dalam mengimplementasikannya pada kehidupan
sehari-hari. Dengan pengertian lain puasa dapat dijadikan pedoman hidup.
Puasa terbagi menjadi dua, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah. Puasa
wajib adalah puasa yang apabila ditinggalkan mendapat dosa dan bila dikerjakan
mendapat pahala yaitu puasa Ramadhan. Sedangkan puasa sunnah adalah puasa yang
bila dikerjakan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa.
Adapun macam-macam puasa sunnah seperti puasa senin kamis, puasa daud, puasa
asyura’, puasa sya’ban, puasa asyhurul hurum, puasa tiga hari pada pertengahan
bulan. Rosululloh selalu melaksanakan puasa-puasa sunnah tersebut. Namun puasa
yang paling sering Rosululloh amalkan semasa hidupnya adalah puasa senin kamis.
Selain sering diamalkan oleh Rosululloh puasa senin kamis juga mudah untuk kita
laksanakan, dan mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah bidang akademik
dan Spiritual.
Spiritual merupakan sebuah kecerdasan atau kemampuan untuk menghadapi
masalah-masalah yang berkaitan dengan makna, serta menempatkan perilaku dalam
kehidupan manusia dan juga diartikan sebagai penilaian bahwa tindakan tertentu
dalam kehidupan itu lebih bermakna di bandingkan dengan yang lainnya.
Orang yang memiliki kecerdasan Spiritual tidak memecahkan masalah dalam
kehidupan hanya dengan menggunakan akal dan emosinya saja. Tetapi lebih
menggunakan hati nurani sebagai pembimbingnya. Suara hati nurani senantiasa
selaras dengan kebenaran agama yang sesuai dengan kebutuhan dan dibutuhkan
manusia.
Jadi orang yang mempunyai kecerdasan
Spiritual dapat memecahkan masalah dengan selalu menghubungkan nilai-nilai
agama dan selalu menggunakan hatinya. Ia selalu merujuk pada hukum-hukum agama,
seperti kitab suci dan nasihat dari tokoh agama untuk memberikan sebuah
gambaran tentang masalah yang dihadapinya sehingga dapat terselesaikan dengan
baik. Oleh karena itu, pendidikan agama penting oleh siapapun termasuk remaja. Oleh
karena itu, dalam karya Ilmiah saya ini mengangkat judul “Meraih Kesuksesan
Akademik dan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis”.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
penyusun kemukakan di atas maka pokok masalah yang akan dikaji dalam makalah
ini yaitu berkaitan dengan mukjizat puasa senin kamis yang berpengaruh pada
kecerdasan intelektual dan spiritual. Agar masalah tersebut dapat dipahami
dengan mudah dan jelas, maka perlu penyusun rumuskan kembali dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1.
Apa pegertian Puasa Senin Kamis ?
2.
Bagaimana meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis ?
3.
Bagaimana meraih kesuksesan spiritual dengan Puasa Senin Kamis ?
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Puasa Senin Kamis
Puasa senin kamis adalah puasa sunnah yang hanya dilaksanakan pada
hari Senin dan Kamis. Puasa tersebut adalah puasa yang sering diamalkan oleh
Rasululloh SAW. Semasa hidupnya. Suatu hari, beliau ditanya oleh salah seorang
sahabat tentang sebab melaksanakan puasa Senin Kamis. Lalu, beliau pun
bersabda:
“Berbagai amalan dihadapkan pada Allah pada hari Senin dan
Kamis, maka aku suka jika amalku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa”.
(HR. Tirmidzi).
Kemudian, dalam riwayat lain, beliau juga bersabda:
اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ إِنَّكَ تَصُوْمُ الْاِثْنَيْنِ
وَالْخَمِيْسَ؟ فَقَالَ إِنَّ يَوْمَ الْاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيْسَ يَغْفِرُاللهُ اِلَّا
مُتَهَاجِرَيْنِ. يَقُوْلُ : دَعْهُمَا حَتَّى يَصْطَلَحَافِيْهِمَا لِكُلِّ مُسْلِمٍ.
رواه أحمد
“sesungguhnya,
segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan
mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang
yang bermusuhan. Maka, Allah berfirman, ‘Tangguhkan keduanya”. (HR. Ahmad).[1]
Sebagai
puasa sunnah, puasa Senin Kamis tentu saja memiliki posisi yang sangat tinggi
di mata Allah Swt. Ia memberikan berkah kepada setiap hamba yang
mengamalkannya. Rasulullah SAW. Bersabda :
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ
يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ قَالَ
اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلاَّ الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِى وَأَنَا أَجْزِى بِهِ
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِى لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ
عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ. وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ
اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipat
gandakan dengan sepuluh kebaikan, yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat.
Allah berfirman (yang artinya), ‘Kecuali, amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah
milik-Ku dan aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan orang yang
menjalankannya telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagiorang yang
berpuasa akan dapat dua kebahagiaan sekaligus, yaitu kebahagiaan ketika dia
berbuka dan kebahagiaan ketika dia berjumpa dengan Rabb-nya. Sungguh bau mulut
orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi. (HR.
Muslim).
Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang sangat istimewa dari
sisi pemilihan hari. Puasa tersebut membagi satu minggu menjadi dua bagian.
Kedua bagian itu berfungsi memelihara aspek spiritualitas dan kesehatan. Jika
di analogikan, maka pembagian waktu tersebut sama dengan anjuran meminum obat.
Jika minum obat dilakukan dua kali sehari, maka puasa sunnah Senin Kamis
dilaksanakan tiga hari sekali secara teratur.
Lantas, apakah keutamaan puasa Senin Kamis yang membedakannya
dengan puasa-puasa sunnah lain? Puasa Senin kamis memiliki keutamaan menjauhkan
diri dari perbuatan dosa, seperti su’uzhan (berprasangka buruk), mendekati
perbuatan zina, memperolok sesama manusia, membicarakan aib orang lain,
permusuhan, dan sebagainya.Puasa Senin dan Kamis adalah pembersih hati dan
penyuci jiwa dari segala noda kebersiha atas karya-karya manusia. Pernyataan
Allah akan pahala bagi orang yang berpuasa tidak diragukan lagi.
Puasa senin Kamis merupakan metode yang sangat tepat untuk melatih
kesabaran manusia. Karena itu, puasa Senin Kamis disebut juga sebagai zakat
jiwa. Maksutnya, kita dapat terhindar dari perbuatan dosa. Sebab, emosi kita
menjadi lebih stabil yang diiringi peningkatan spiritual. Rasululloh SAW.
Bersabda :
“segala sesuatu itu ada zakatnya, sedangkan zakat jiwa adalah
berpuasa. Dan, berpuasa itu sama dengan separuh kesabaran.”(HR. Ibnu Majah).[2]
Menurut Suyadi, SPd.I (2007) adapun beberapa keutamaan puasa Senin
Kamis.
a. Puasa Senin Kamis adalah media
monitoring aktivitas keseharian dalam sepekan. Dua hari sebagai monitor untuk
tujuh hari ke depan dengan selang di tengah, yaitu hari kamis, merupakan
momentum strategis untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Berbagai
kemukjizatan yang ditimbulkan dari ritual ini mampu menjadi landasan
transendental bagi harapan tercapainya tujuan untuk mencari Ridho Allah SWT.
b. Puasa Senin
Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab
perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh
dari segala bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.
c. Puasa Senin Kamis adalah
motivator terbesar dalam setiap langkah kita untuk mencapai tujuan hidup. Dalam
kondisi lapar, bukan berarti kita kehabisan energi untuk melakukan aktivitas.
Justru dengan kondisi lapar semangat aktivitas semakin kreatif dan inovatif.
Orang yaang berpuasa sangat antipati terhadap putus asa dan pantang menyerah.
Segala keberhasilannya ia yakini sebagai limpahan kemurahan Allah SWT
terhadapnya, dan segala kegagalan merupakan ujian Allah SWT. Dengan demikian,
sifat kesabaran dan ketidak putus asa akan menyatu dalam diri sanubarinya.
d. Puasa Senin Kamis adalah
pembersih hati dan penyuci jiwa dari segala noda keberhasilan atas karya-karya
manusia. Puasa adalah ibadah untuk Allah SWT dan bukan untuk diri orang yang
berpuasa sendiri, serta Allah sendirilah yang akan memberikan pahala puasa
hamba-Nya, bukan melalui malaikat maupun makhluk lain.[3]
2. Meraih Kesuksesan Akademik dengan Puasa Senin Kamis
a.
Tahap Persiapan
Puasa Senin Kamis menghadirkan berkah bagi seseorang yang
menjalankannya, termasuk berkah berupa kesuksesan akademik. Agar memperoleh
berkah tersebut, ada dua tahapan yang harus kita lakukan, yakni sebagai berikut
:
1)
Mandi Taubat
Mandi taubat adalah mandi yang bertujuan membersihkan diri dari
dosa dan dilakukan sekitar pukul 03.00-03.20 atau sebelum makan sahur. Mandi
taubat memiliki banyak manfaat, di antaranya dapat meningkatkan kesadaran diri (self
consciousness), sehingga kita dapat menjadi hamba yang senantiasa bertakwa
kepada Allah SWT.
2)
Niat
Setelah mandi taubat, ucapkanlah niat yang menyatakan bahwa
Anda ingin menjalankan puasa Senin Kamis
untuk mengharapkan berkah kesuksesan akademik. Niat puasa Senin Kamis dapat
dibaca sebelum sahur. Akan tetapi, niat yang paling utama sebaiknya dibaca pada
malam hari sebelum tidur. Niat harus disematkan dalam hati sekali pun diucapkan
oleh kita. Sebab, menurut pandangan ulama fiqh, niat yang hanya dilafalkan
tidak dianggap sebagai rukun dan syarat sah puasa.
b.
Proses Pelaksanaan
Pelaksanaan puasa senin Kamis untuk kesuksesan akademik terdiri
dari tujuh tahapan, mulai dari makan sahur hingga berbuka. Ketujuh tahapan itu
adalah sebagai berikut :
1)
Makan Sahur.
2)
Menjaga Lisan dari Perkataan yang Buruk.
3)
Menundukkan Pandangan dan Tidak menampakkan Bagian Aurat.
4)
Menjaga Pendengaran dari Perkataan yang Buruk.
5)
Berhati-Hati Setiap Bertindak dan Tidak Berkhianat.
6)
Menjaga Diri dari Segala Perbuatan maksiat.
7)
Berbuka.
c.
Muhasabah Diri
Bermuhasabah diri sangat dianjurkan untuk kita yang melaksanakan
puasa Senin Kamis. Dalam hal ini, muhasabah diri berarti menyesali
kesalahan-kesalahan yang secara sadar maupun tidak mengulanginya lagi. Di
antaranya yang dimaksud yaitu :
1)
Meninggalkan Sahur karena Merasa Kuat.
2)
Menjalankan Puasa Tidak Berdasarkan Ilmu Fiqh.
3)
Menjauhi Perbuatan yang Dapat Merusak Pahala Puasa.
4)
Berniat Meraih Kesuksesan Akademik.
5)
Banyak tidur.[4]
3. Meraih Kesuksesan Spiritual dengan Puasa Senin Kamis
a.
Komponen-Komponen
Untuk mengetahui tingkat kecerdasan spiritual maka perlu diketahui
ciri-ciri kecerdasan spiritual sebagai berikut :
1)
Merasakan kehadiran Allah
Orang yang cerdas secara spiritualnya akan merasakan kehadiran
Allah dimanapun ia berada. Mereka yakin bahwa dirinya senantiasa berada dalam
pengawasan Allah. Ada kamerainilah yang terus menyoroti kalbunya dan mereka
merasakan serta menyadari bahwa seluruh detak hatinya diketahui dan dicatat
Allah tanpa ada satupun yang tercecer[5].
Sebagaimana dalam firman Allah dalam QS. Qaaf : 16.
“Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dan kami mengetahui apa
yang dibisikkan hatinya. Kami lebih dekat padanya dari pada urat nadinya.” (QS.
Qaaf : 16)
2)
Sabar
Sabar berarti terpatrinya sebuah harapan yang kuat untuk menggapai
sebuah cita-cita. Dalam kandungan kualitas sabar, terdapat sikap yang istiqomah
4C (commitment, consistense, consequenses, dan continous) sabar berarti
tidak tergeser dari jalan yang mereka tempuh. Sehingga sabar merupakan fungsi
jiwa yang berkaitan sebanding dengan harapan waktu dan proses berikhtiar untuk
menjadi nyata.
Dalam sikap sabar berarti memiliki ketabahan dan daya yang sangat
kuat untuk menerima beban, ujian, atau tantangan tanpa sedikit pun mengubah
harapan untuk menuai hasil yang ditanamnya.
3)
Empati
Menurut Daniel Goleman empati merupakan “kesadaran terhadap
perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain”. Sehingga orang yang memiliki
empati yang tinggi akan memiliki kemampuan merasakan yang dirasakan orang lain,
menumbuhkan hubungan saaling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam
orang.
Toto Tasmara mengartikan empati adalah kemampuan seseorang unuk
memahami orang lain. Sehingga mampu beradaptasi dengan kondisi batiniah orang
lain. Empati sosial telah dipraktikan oleh Rasulullah sebagai firman-Nya dalam
QS. At-Taubah:128
4)
Berjiwa Besar
Berjiwa besar adalah keberanian untuk memaafkan dan sekaligus
melupakan perbuatan yang pernah dilakukan orang lain. Jadi yang disebut dengan
berjiwa besar adalah orng yang mampu memaafkan kesalahan orang lain dan mampu
melupakan kesalahan tersebut sehingga tidak menyimpan rasa dendam dihatinya.
Orang yang cerdas ruhaniahnya mampu memaafkan dan melupakan kesalahan orang
lain betapapun pedihnya kesalahan yang pernah dibuat padanya.
5)
Jujur
Kejujuran adalah berani menyatakan sikap secara transparan,
terbebas dari segala kepalsuan dan penipuan. Hatinya selalu terbuka dan lurus
sehingga memiliki keberanian yang sangat kuat. Perilaku
jujur adalah perilaku yang diikuti dengan sikap tanggung jawab atas apa yang
diperbuat. Dia siap menanggung resiko dan seluruh akibatnya dengan suka cita.
Tidak pernah terpikir olehnya untuk melemparkan tanggung jawab kepada orang
lain karena sikap tidak tanggung jawab. Toto Rasmara membagi kejujuran dengan
tiga macam yakni kejujuran kepada diri sendiri, kepada orang lain, dan kepada
Allah.
b.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Ada beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan spiritual antara lain
adalah:
1)
Faktor yang Berkaitan dengan Ruhani
a)
Peningkatan keimanan
b)
Bertakwa dengan sebenarnya
c)
Senantiasa berdo’a
d)
Berdzikir tanpa batas
2)
Faktor yang Berkaitan dengan Amaliyah
a)
Berjihad dengan al-qur’an
b)
mendirikan shalat
c)
Melakukan puasa
d)
Memakmurkan masjid
e)
Menghidupkan akhir malam
f)
Menuntut ilmu
g)
Haji
3)
Puasa dan Spiritualiatas
Dalam kamus ilmiyah populer, spiritualitas berarti kerohanian,
kejiwaan, dan kehidupan rohani. Puasa merupakan bentuk ibadah kita kepada
Allah. Segala yang di sandarkan ke pada Allah maka akan memberi pengaruh
terhadap spiritualitas seseorang, termasuk di dalamnya adalah puasa. Puasa
merupakan amalan batin yang disandarkan khusus kepada Allah dan bersifat
rahasia. Dalam berpuasa orang dengan sadar, yakin, dan sabar melatih dirinya
dalam menahan lapar dan haus, serta menahanhawa nafsu dalam jangkawaktu tertentu.
Puasa yang dilakukan dengan penuh kesadaran, keimanan, dan ketakwaan kepada
Allah merupakan benteng yang kukuh bagi pertahanan diri dari godaan hawa nafsu.
Sifat puasa yang demikian, orang yang berpuasa memperoleh keikhlasan,
kejujuran, kebenaran, ketenangan, dan pengendalian diri (hawa nafsu), serta
peningkatan kualiutas iman dan peningkatan derajat ketakwaan dalam hidupnya.
Dari pemaparan mengenai hikmah puasa Senin Kamis tersebut, maka
puasa sangatlah berhubungan dengan spiritualitas seseorang, beberapa hubungan
antara puasa dengan spiritualitas seseorang tersebut adalah :
a)
Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh derajat takwa
takwa memiliki banyak pengertian, diantaranya takut,(yang berarti
takut melanggar ketentuan Allah), menjaga atau membentengi diri dari berbagai
dorongan yang tercela dan perbuatan mungkar, menjaga diri dari tingkah laku
liar dan buas rimbawi. Dengan mengucapkan kata bahwa ia berpuasa, berarti ia
ingat bahwa ia adalah manusia yang baik dan sopan, tidak pantas bertengkar dan berkelahi.
Ini berarti bahwa manusia membentengi dirinya dari kejahatan yang mungkin
timbul dari dirinya, pada saat ada rangsangan dari luar yang mengungkitnya.
Dalam melaksanakan ibadah puasa manusia bebas, tidak ada pengawasan
dari luar, kecuali dari Allah semata. Tidak seorang pun mengetahui, apakah
seseorang itu berpuasa atau tidak. Jika ia tidak berpuasa, tidak ada yang tahu,
hanya takwanya kepada Allah sajalah yang mendorongnya untuk benar-benar dan
bersungguh-sungguh berpuasa. Dia sendirilah yang mengetahui rahasia dirinya,
apakah ia benar berpuasa atau tidak. Ini berarti bahwa dengan berpuasa
seseorang melatih diri untuk jujur dalam pelaksanaan ibadah dan imannya kepada
Allah. Dengan berulang kalinya latihan tersebut, maka akan tumbuh dan
berkembanglah rasa takwanya kepada Allah, dia takut dan malu melanggar
larangan-Nya. Selanjutnya dengan ikhlas ia akan meninggalkan kenikmatan
lahiriyah yang bertentangan dengan agama. Lebih jauh perasaan diamati, dan
diawasi oleh Allah akan mendorongnya untuk berbuat baik dan menjauhi perbuatan
mungkar, keji, dan tercela. Ia tidak akan menipu, tidak akan berbuat curang,
menyimpang atau menggelapkan hak orang lain, dan ia tidak akan mencelakakan
atau menganiaya orang lain.
Dalam pengertian yang luas, takwa mengandung makna pelaksanaan
seluruh perintah Allah, dan menghentikan larangan-Nya dan suka melakukan
perbuatan terpuji, menghindari perbuatan tercela.
b)
Puasa meningatkan keimanan
Dalam berpuasa seseorang dilarang melakukan beberapa hal yang
biasanya dilakukan di hari-hari yang lain. Orang yang sudah terbiasa melakukan
sesuatau maka tidak mudah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut. Makajika orang
yang berpuasa tersebut tidak diiringi dengan keimanan kepada Allah yang kuat
bisa aja melanggar larangan puasa tersebut. Dengan demikian ouasa juga melatih
untuk peningkatan keimanan seseorang.
c)
Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang
Puasa merupakan ibadah yang sifatnya rahasia, sifat rahasia puasa
inilah yang menjadikan orang yang berpuasa hanya mengharapkan pahala dari Allah
semata. Ketika seseorang hanya menyandarkan balasan dari Allah semata inilah
yang akan menjadikan keikhlasan dihatinya.
d)
Puasa memberikan ketenangan jiwa
Puasa memiliki bentuk ruh (jiwa) dan bentuk. Bentuk dari puasa
adalah menahan diri dari makan, minum, dan bersetubuh dari mulai terbitnya
fajar hingga terbenamnya matahari yang disertai dengan niat. Sedangkan ruh dari
puasa adalah menahan diri dari melakukan perbuatan dosa dan perbuatan haram,
serta mengerjakan amaliyah wajib dan sunnah.
Dengan demikian orangyang berpuasa tidak hanya menjalani bentuk
puasa, tetapi harus memiliki ruh dari puasa yang dilakukannya. Karenanya, puasa
yang dilakukan akan diterima oleh Allah dan menjadikannya termasuk orang-orang
yang suci. Sebab orang-orang yang seperti itulah yang dapat mengontrol jiwa dan
perilakunya.
Dengan kemampuan ini, secara otomatis orang yang terbiasa berpuasa
akan mampu mengendalikan diri dan jiwanya. Ia akan merasakan kedamaian dan
ketenangan hidup di dunia dan akan mendapatkan pahala surga yang terbaik di
akhirat.
Jiwa yang tenang adalah jiwa yang terbebas dari dosa dan maksiat.
Sebaliknya, orang-orang yang terbiasa melakukan dosa dan maksiat akan terganggu
jiwanya. Sebab, jiwa setiap manusia tidak menghendaki jasadnya melakukan
perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.
Kekuatan jiwa untuk menilai baik buruk suatu perkara, sangat mudah
dimengerti jika kita menyadari bahwa asal jiwa atau ruh manusia adalah dari
Allah. Oleh karena itulah, jiwa manusia tidak akan menerima perbuatan-perbuatan
yang bertentangan dengan syari’at Allah. Apabila jasad melakukan perbuatan
dosa, jiwanya akan bergejolak dan tidak tenang karena takut perbuatan yang
dilakukannya akan diketahui oleh orang lain.
Oleh sebab itu, jiwa manusia akan merasa tenang dengan berpuasa.
Puasa akan memberikan banyak pengaruh positif yang bisa dirasakan langsung oleh
orang yang melaksanaknnya.
e)
Puasa melatih seseorang untuk senantiasa merasakan kehadiran Allah
Dari hikmah puasa di atas, maka dapat diketahui bahwa orang yang
berpuasa akan terlatih untuk menyadari bahwa ia senantiasa dalam
pengawasan-Nya. Karena dalam berpuasa yang mengetahui adalah orang yang
berpuasa itu sendiri juga Allah. Walaupun ia berpura-pura puasa tetap saja
Allah sajalah yang menjadi pengawasannya apakah ia benar berpuasa ataukah
tidak. Dengan demikian akan senantiasa terlatih untu merasakan kehadiran Allah
setiap saat.
f)
Puasa Melatih Kesabaran
Puasa Senin kamis sangat berperan penting dalam menumbuhkan dan
melatih kesabaran seseorang. Orang yang membiasakan senin Kamis dengan ikhlas
karena Allah akan sangat memahami dan menyadari hakikat puasa.
Ketika berpuasa harus selalu bersabar untuk mempertahankan
kesempurnaan ibadah puasanya. Apabila godaan dan tantangan datang mengujinya,
ia harus meyakinkan dirinya bahwa ia sedang berpuasa. Ia harus bersabar dalam
menghadapi ujian itu sehingga tidak akan melakukan perbuatan-perbuatan yang
mengurangi nilai puasanya atau hal-hal yang membatalkannya.
g)
Puasa Mendidik Seseorang Memiliki Empati Sosial yang Tinggi
Puasa dapat memperkokoh dan mendidik rasa kasih sayang, karena pada
saat berpuasa akan merasakan panasnya lapar. Sehingga menumbuhkan rasa kasih
sayang kepada fakir miskin yang tidak mendapati pangan dan bisa menutupi lapar
dan dahaganya. Kalau orang yang berpuasa bisa berbuka di sore hari karena ada
makanan, mereka kaum fakir miskin belum tentu bisa makan. Dari sinilah akan
menimbulkan rasa empati sosial yang tinggi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Puasa
Senin Kamis adalah pengendali segala hawa nafsu manusia. Sebagaimana dalam adab
perilaku berpuasa, maka dengan berpuasa segala tindakan dan ucapannya akan jauh
dari segala bentuk kegaduhan, kebohongan, dan kelicikan.
2. Untuk meraih kesuksesan Akademik dengan Puasa
Senin Kamis ada sebuah tahapan yang harus dilalui diantaranya yaitu :
a. Tahap persiapan diantaranya : mandi taubat dan
niat
b. Proses pelaksanaan diantaranya : makan sahur,
menjaga lisan, menjaga pendengaran, menjaga diri dari perbuatan maksiyat.
c. Muhasabah diri dalam hal ini berarti menyesali kesalahan-kesalahan yang secara
sadar maupun tidak mengulanginya lagi. Diantaranya : meninggalkan sholat, menjalankan puasa tidak berdasarkan
ilmu fiqh, banyak tidur.
3. Untuk meraih kesuksesan Spiritual dengan Puasa
Senin Kamis juga memiliki komponen-komponen dan langkah-langkah semua itu ada
tingkatannya masing-masing. Yang pertama kita harus mengetahui tingkat
kecerdasan. Kecerdasan spiritual ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut : Bisa
merasakan kehadiran Allah, sabar, empati, berjiwa besar, jujur.
Dan disamping
itu ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan spiritual diantaranya
yaitu peningkatan keimanan, berijtihad dengan Al-Qur’an, melakukan puasa, dan
lain-lain. Hubungan antara puasa dengan spiritualitas seseorang yaitu :
a. Puasa menjadikan seseorang mampu memperoleh
derajat takwa.
b. Puasa meningkatkan keimanan.
c. Puasa dapat melatih keikhlasan seseorang.
d. Puasa bisa memberi ketenangan jiwa.
e. Puasa bisa melatih seseorang untuk bisa
senantiasa merasakan kehadiran Allah.
DAFTAR PUSTAKA
Yazid al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat
puasa, Bangun Tapan Yogyakarta : 2015)
Wawansusetya, Keajaiban puasa Senin Kamis / Jakarta ; PT Bhuana
Ilmu Populer
Toto tasmara , Kecerdasan Ruhaniah , (jakarta : Gema Insani
Press, 2001)
[1] Yazid
al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun
Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 50
[2] Yazid
al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun
Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 52
[3] Wawansusetya,
Keajaiban puasa Senin Kamis / Jakarta ; PT Bhuana Ilmu Populer hlm 70
[4] Yazid
al-busthomi, cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat puasa, Bangun
Tapan Yogyakarta : 2015) hlm 100
[5] Toto
tasmara , Kecerdasan Ruhaniah , (jakarta : Gema Insani Press, 2001), hlm
14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar