ILMU KOMUNIKASI EKSPRESIF

ILMU KOMUNIKASI EKSPRESIF

Makalah

Dipresentasikan pada diskusi mata kuliah

Ilmu Komunikasi

Dosen Pengampu:

Dra. Sun Fayati, M.M

Oleh:

Azizah Choeriyah (NPM.160300647)

Maziyyatul Qudsiyah (NPM. 160300648)

INSTITUT AGAMA ISLAM TRIBAKTI (IAIT) KEDIRI

FAKULTAS DAKWAH

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

2017/2018

Latar Belakang

Komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi atau pesan antara dua orang atau lebih dengan cara yang efektif, sehingga pesan yang dimaksud dapat dimengerti. Dalam penyampaian atau penerimaan informasiada dua pihak yang terlibat yaitu, komunikator (orang yang menyampaikan informasi)  dan komunikan (orang yang menerima informasi).

Dalam berkomunikasi

keberhasilan komunikator/komunikan sangat ditentukan oleh beberapa faktor yaitu, cakap, pengetahuan, sikap, sistem sosial, kondii lahiriah. Menurut Lasswell komunikasi di bedakan menjadi dua tahap yaitu, secara primer dan secara sekunder

KOMUNIKASI EKSPRESIF

A.  Pengertian Ilmu Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak otomatis bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrumen untuk menyampaikan perasaan-perasaan (emosi) kita. Komunikasi ekpresif sangat bekaitan dengan komunikasi sosial. Komunikasi ekspresif juga dapat dilakukan sendirian maupun kelompok.

Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih ekpresif lewat perilaku nonverbal.[1] 

Seorang ibu menunjukkan kasih sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan demontrasi, unjuk rasa, mogok makan, atau aksi diam. “katakanlah dengan bunga” adalah ungkapan yang berkaitan dengan komunikasi ekpresif ini. Kita bisa menyatakan cinta atau kasih sayang kepada seseorang dengan mengirimkan bunga kepadanya. Hal yang sama kita lakukan, ketika kita ingin menyatakan selamat pada orang yang berulang tahun, lulus menjadi sarjana, atau menikah, atau juga menyatakan simpati dan duka cita kepada orang yang salah satu anggota keluarganya meninggal dunia. Akan tetapi, kita harus berhati-hati dengan jenis bunga yang kita bawa. Di Austria mawar merah adalah lambang cinta romantic. Di negara kita bunga kamboja sering diasosiasikan dengan bunga kuburan sehingga tidak banyak orang yang menanamnya di halaman rumah, apalagi di berikan kepada orang yang sedang ulang tahun, meskipun di bali bunga ini digunakan untuk sesaji.

Emosi kita juga dapat kita salurkan lewat bentuk-bentuk seni seperti puisi, novel, musik, tarian, atau lukisan. Puisi “aku” karya Chairil Anwar mengekspresikan kebebasannya dalam berkreasi. Cerpen-cerpen Helfi Tiana Rosa bernafaskan Islam yang dimuat dalam antologi cerpennya Ketika Mas Gagah Pergi dan dalam Sembilan Mata Hati mengekspresikan keprihatinannya akan nasib umat Islam yang tertindas di berbagai pelosok dunia dan semngat jihadnya yang menggelegak.

Harus diakui, musik juga dapat mengekspresikan perasaan, kesadaran dan bahkan pandangan hidup manusia. Itu sebabnya pertunjukan musik Iwan Fals yang lyric-lyricnya bermuatan kritik atau sindiran terhadap penguasa sering di larang oleh pihak berwajib selama era Orde Baru. Lukisanpun sering mengekspresikan perasaan pelukisnya sebagaimana lukisan-lukisan Raden Saleh yang warna-warnanya suram. Para pengamat menafsirkan warna-warna itu menggambarkan suasana kejiwaan Raden Saleh yang prihatin dan tertekan dalam mengalami masa penjajahan dan menyaksikan kaumnya tertindas oleh penjajah.[2]

DAFTAR PUSTAKA

Cangara, Hafidz. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya

Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:Rosda

---

[1] Deddy Mulyana. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung:Rosda,hlm 98

[2] Hafidz Cangara. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya.hlm 65